ILMU BUDAYA DASAR- PHOBIA
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepan nya dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, tentu saja masih terdapat berbagai
kekurangan dalam makalah ini, oleh karenanya pembaca diharapkan kritik maupun
sarannya demi kesempurnaan makalah ini.
Depok, 28 Maret 2016
Novia Nurfatika Sari
DAFTAR
ISI
Kata pengantar……………………………………………………………............… 1
Bab I pendahuluan:
Latar belakang………………………………………….………..………….............. 3
Rumusan masalah………………………….…………………………………........ .. 3
Tujuan…………………………………………………………………..................... 3
Bab II pembahasan:
Pengertian penderitaan………………………………………………..….....…….... 4
Jenis-jenis penderitaan………………………………………………………...….... 5
Pengertian Phobia...................................................................................................... 7
Jenis Phobia............................................................................................................... 7
Pengertian Phobia...................................................................................................... 7
Jenis Phobia............................................................................................................... 7
Penyebab terjadinya penderitaan……………………...………………….……...… 7
Cara mengatasi penderitaan……………………………………..…………………. 8
Bab III penutup:
Kesimpulan dan saran…………………………………………………………..….. 9
Daftar pustaka………………………………………………………………..…...... 9
BAB
I
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social yang memerlukan adanya
interaksi social dengan lingkungan dan dengan orang lain, melalui interaksi
tersebut biasanya manusia akan mengalami namanya hal yang menggembirakan maupun
menyedihkan bankan penderitaan. Jika seseorang tidak melakukan interaksi social
pun dia akan mengalami namanya penderitaan secara batin atau merasa kesepian.
Manusia adalah makhluk
ciptaan Tuhan yang memiliki perasaan dan kepekaan, maka dari itulah manusia dapat
merasakan apa itu gembira ataupun sedih. Namun, semua itu tergantung kepada
manusia itu sendiri cara mengekspresikan emosi yang ada didalam dirinya yang
dapat membuat dia merasakan adanya rasa bahagia ataupun kesedihan karena setiap
orang memiliki tingkat pengendalian emosi yang berbeda-beda.
I.2.
Rumusan Masalah
2.1. Apakah yang dimaksud dengan penderitaan?
2.2. Apa saja jenis penderitaan pada manusia?
2.3. Apa penyebab terjadinya penderitaan?
2.4. Bagaimana cara mengatasi penderitaan?
I.3. Tujuan
3.1. Mengerti arti dari penderitaan yang dialami
oleh manusia
3.2. Mengetahui serta memahami jenis serta
penyebab terjadinya penderitaan pada manusia
3.3. Dapat memahami cara mengatasi berbagai
jenis penderitaan yang dialami oleh manusia
BAB
II
PEMBAHASAN
II.1
Pengertian penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita
berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita
artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan termasuk
realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang
berat ada juga yang ringan. Namur peranan individu juga menentukan
berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Penderitaan
itu dapat berkurang tergantung bagaimana manusia menyikapi penderitaan itu. Penderitaan
itu ada yang fisik dan ada yang psikis. Penderitaan fisik dapat dihadapi dengan
cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis
penyembuhannya terletak pada kemampuan penderita menyelesaikan
persoalan-persoalan psikis.
Manusia sebagai mahluk yang berakal dan berfikir,
tidak hanya menggunakan insting namun juga pemikirannya dan perasaanya. Tidak
hanya naluri namun juga nurani. Manusia diciptakan sebagai mahluk yang paling
mulia namun manusia tidak dapat berdiri sendiri secara mutlak. Manusia kadang
kala mengalami kesusahan dalam penghidupanya, dan terkadang sakit jasmaninya
akibat tidak dapat memenuhi penghidupanya. Manusia memerlukan rasa aman agar
dirinya terhidar dari penyiksaan. Karena bila tidak dapat memenuhi rasa aman
manusia akan mengalami rasa sakit.
II.2.
Jenis penderitaan pada manusia
A.SIKSAAN
Siksaan
dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasamani dapat juga berupa siksaan
jiwa atau rokhani. Siksaan yang sifatnya psikis misalnya kebimbangan, kesepian
dan ketakutan
1. Kebimbangan
Kebimbangan
adalah keadaan dimana seseorang tidak dapat menentukan pilihan mana yang akan
diambil, akibatnya seseorang berada dalam keadaan yang tidak menentu.
2. Kesepian
Kesepian
adalah keadaan dimana seseorang merasa sepi dalam dirinya atau jiwanya walawpun
dia berada di tempat keramaian. Untuk mengatasi kesepian seseorang membutuhkan
kawan untuk berkomunikasi, juga perlu mengisi waktunya dengan kesibukan.
Sehingga kesepian dapat teratasi.
3. Ketakutan
Ketakutan
dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila raasa takut itu dibesar-besarkan
tidak pada tempat nya maka disebut dengan phobia.
III. PHOBIA
III. PHOBIA
B. KEKALUTAN MENTAL
Kekalutan
mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuaan seseorang menghadapi
persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang
wajar.
Gejala-gajala awal sesorang mengalami kekalutan
mental :
- Fisik yang sering merasa pusing, sesak napas, demam , nyeri pada lambung.
- Secara kejiwaan dapat dengan merasa cemas, cemburu, patah hati, mudah marah.
Tahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :
- Gangguan kejiwaan akan tampak pada kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani
- Usaha mempertahankan diri dengan cara yang negatif yaitu lari dari permasalahan. Bagi orang yang tidak menderita gangguan kejiwaan bila menghadapi persoalan akan langsung menyelesaikan persoalan tersebut. Jadi bukan lari dari persoalan tetapi melawan dan menyelesaikannya.
- Kekalutan merupakan titik parah dan yang bersangkutan memiliki gangguan yang harus disembuhkan.
II.3. Penyebab terjadinya
penderitaan
a. Kepribadian yang lemah. Hal tersebut sering menyebabkan seseorang merasa
rendah diri yang secara berangsur-angsur akan menyudutkan kedudukannya dan menghancurkan
mental nya.
b.Terjadinya konflik
sosial budaya. Norma yang berbeda
antara yang bersangkutan dengan apa yang ada dalam masyarakat, sehingga ia
tidak dapat menyesuaikan diri lagi.
c.Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan
terhadap kehidupan sosial.
d.Orang yang tidak beragama tidak
memiliki keyakinan bahwa diatas dirinya ada kekuasaan yang lebih tinggi,
sehingga saat ia merasakan penderitaan ia tidak bisa menemukan titik dimana ia
harus ambil.
e.Orang yang terlalu mengejar materi
seperti pedagang atau pengusaha yang terlalu berlebihan mencari keuntungan
sebanyak-banyaknya, namun kenyataan tidak sesuai harapan.
Fobia (gangguan
anxietas fobik) adalah rasa ketakutan yang berlebihan pada sesuatu
hal atau fenomena. Fobia bisa dikatakan dapat
menghambat kehidupan orang yang mengidapnya. Bagi sebagian orang, perasaan
takut seorang pengidap fobia sulit dimengerti. Dalam keadaan normal setiap
orang memiliki kemampuan mengendalikan rasa takut. Akan tetapi bila seseorang
terpapar terus menerus dengan subjek Fobia, hal tersebut berpotensi menyebabkan
terjadinya fiksasi. Fiksasi adalah suatu
keadaan di mana mental seseorang menjadi terkunci, yang disebabkan oleh
ketidak-mampuan orang yang bersangkutan dalam mengendalikan perasaan takutnya.
Penyebab lain terjadinya fiksasi dapat pula disebabkan oleh suatu keadaan yang
sangat ekstrem seperti trauma.
III. Jenis-jenis
Phobia
a.
Claustrophobia
Klaustrofobia
(dari bahasa Latin claustrum "tempat tertutup" dan Yunani phóbos ("takut")
adalah sebuah penyakit ketakutan terhadap tempat-tempat sempit dan terjebak.
Klaustrofobia umumnya dikategorikan sebagai neurosa kecemasan yang dapat
menyebabkan serangan kepanikan yang tiba-tiba, atau kepanikan seperti situasi
di lift, kereta api atau pesawat udara. Sekitar 5-7% populasi dunia mengidap
klaustofobia, namun hanya sebagian kecil yang mendapatkan perawatan untuk
kelainan ini.
b.
Hydrophobia atau
Aquaphobia
Aquaphobia atau waterfright adalah ketakutan terus-menerus
dan tidak normal terhadap air.
Orang-orang menderita aquaphobia
meskipun mereka tidak takut air di lautan
, sungai atau bahkan bak mandi. Mereka mungkin menghindari aktivitas seperti
berperahu dan berenang , atau mereka mungkin menghindari berenang di laut dalam
walaupun memiliki keterampilan berenang dasar dikuasai.
c.
Hyperphobia
Hyperphobia merupakan ketakutan secara berlebihan
terhadap ketinggian. Biasanya penderita akan merasa pusing atau bahkan lemas
jika ia menyadari ia berada diketinggian.
d.
Lygopobia
Phobia
ini merupakan ketakutan terhadap kegelapan, orang mengalami ketakutan berlebih
terhadap kegelapan biasanya karena mereka membayangkan sesuatu yang buruk atau
berbahaya akan menimpa mereka jika mereka dalam kegelapan, hal itulah yang
menyebabkan banyak orang mengalami ketakutan berlebih terhadap kegelapan.
e.
Tripofobia
Phobia
ini merupakan ketakutan secara berlebihan terhadap lubang-lubang yang banyak
seperti lubang pada sarang lebah dll. Ketakutan ini diakibatkan oleh rasa jijik
yang membuat penderita tidak nyaman dan merasakan mual atau gatal pada tubuhnya
saat melihat atau menyentuk lubang-lubang tersebut.
IV. Cara Menyembuhkan Penyakit Phobia
1.
Hypnotherapy,
yaitu proses penyembuhan phobia dengan cara pemberian sugesti-sugesti dari
hypnotherapist kepada penderita untuk menghilangkan ketakutannya terhadap suatu
obyek atau keadaan tertentu.
2.
Desentiasi sistematis,
yaitu penyembuhan phobia dengan cara membuat penderita rileks sehingga
membayangkan suasana yang indah dan nyaman, setelah itu didatangkan sebuah
obyek atau keadaan tertentu yang ditakutinya.
3.
Abreaksi, yaitu
penyembuhan phobia terhadap suatu objek melalui cara pendekatan, mulai dengan
foto atau gambar yang ditakutinya, kemudian dilihatkan obyek tersebut dari
kejauhan dulu lalu didekatkan secara perlahan.
4.
Flooding, yaitu
penyembuhan phobia dengan cara menempatkan penderita dengan obyek yang
ditakutinya, sampai ia tidak merasakan ketakutan terhadap obyek tersebut.
5.
Reframing, yaitu
proses penyembuhan phobia dengan cara membuat penderita membayangkan kejadian
masa lalu, awalnya dia mengalami phobia, dilanjutkan menyuruhnya bercerita pada
yang mengobatinya.
6.
Obat-obatan,
namun hal ini sebenarnya tidak dianjurkan untuk penderita phobi.. Biasanya
penderita setelah melakukan beberapa kali terapi bisa sembuh, tetapi penggunaan
obat di dalamnya sebagai pendamping ketika rasa cemas atau takut datang. Obat
yang biasanya digunakan adalah : antidepresan, beta-blocker.
7.
Disembuhkan oleh para ahli
untuk menanganinya, dalam hal ini, orang yang dapat menanganinya adalah:
a.
Konseling, mereka menyembuhkan phobia dengan mendengarkan permasalahan
seseorang, setelah itu baru memberikan cara untuk menghilangkannya.
b.
Psikoterapi, melakukan penyembuhan dengan upaya pendekatan secara intens kepada
penderita untuk menemukan penyebab phobianya terhadap suatu benda atau keadaan
tertentu, lalu mulai memberikan solusi tepat mengatasinya.
c.
Kognitif terapi (cognitive behavioural therapy/ CBT), yaitu seorang konseling
yang menyembuhkan phobia dengan menggali pikiran, perasaan dan perilaku
penderita untuk mengembangkan langkah-langkah mengatasi phobia penderita.
II.4.
cara mengatasi penderitaan
1. mau berbaur dengan lingkungan sekitar
2. dapat berbagi cerita atau kisah hidup karena
dapat saling bertukar pikiran atau pendapat
3. mendekatkan diri kepada Tuhan
4. memiliki keyakinan yang kuat dalam diri sendiri
jika penderitaan yang dialami pasti akan berakhir
5. memiliki keyakinan jika didunia ini masih banyak
manusia yang memiliki bahkan lebih menderita dari yang dialami saat ini
6. melampiasakan kekecewaan pada hal yang positif
seperti : berolahraga, liburan, belanja dll
7. percaya diri jika diri sendiri bisa bangkit.
8. pada penderita phobia diharuskan menjalani terapi oleh psikiater untuk menghilangkan trauma atau ketakutan yang berlebih tersebut.
8. pada penderita phobia diharuskan menjalani terapi oleh psikiater untuk menghilangkan trauma atau ketakutan yang berlebih tersebut.
BAB III
PENUTUP
III.1. Kesimpulan dan saran
Setiap
manusia pasti pernah merasakan namanya penderitaan atau bahkan sedang mengalami
penderitaan. Penderitaan sendiri merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan atau
dihindari seorang manusia jika ia masih hidup. Banyak orang yang mengalami
penderitaan dan tidak mampu untuk mengatasi bahkan membuat dirinya terlepas
dari masalah tersebut dan bahkan justru membuat nya terjebak kepada pelarian
yang bersifat negative.
Dengan
percaya pada diri sendiri dan memiliki keyakinan kepada Tuhan, seorang manusia
akan dapat mengatasi masalah yang ia derita, dengan cara berbaur dengan
lingkungan contohnya, dengan berkumpul atau saling berkomunikasi dan membagi
cerita kehidupan satu sama lain, seseorang akan mampu mengatasi penderitaan
yang dialaminya atau bahkan jika perlu seseorang hendaknya bertemu atau
berkonsultasi dengan seorang dokter kejiwaan atau psikiater karena seorang ahli
dapat memberikan solusi secara positif kepada penderita.
III.2.
Daftar pustaka
http://ilmubudayadasarardhi.blogspot.co.id/2012/11/manusia-dan-penderitaan.html
http://www.masibas.my.id/2015/03/cara-mengatasi-phobia.html
http://www.masibas.my.id/2015/03/cara-mengatasi-phobia.html
Komentar
Posting Komentar