Beton Prestress



KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Dan harapan semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepan nya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, tentu saja masih terdapat berbagai kekurangan dalam makalah ini, oleh karenanya pembaca diharapkan kritik maupun sarannya demi kesempurnaan makalah ini.

Depok, Juni 2016
Tim Penulis













  
DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………….………….…              1
Bab I pendahuluan:
Latar belakang………………………………………….………..…......….…….…              3
Rumusan masalah………………………….………………………...……..……....              4
Tujuan……………………………………………………………...……….……...             4
Bab II pembahasan:
Apa pengertian beton prestress menurut Menurut PBI – 1971…………………........               5
Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998………………………………........               5
Menurut ACI ……………………………..………..….………………………..…               5
Sejarah dari beton prestress ……………………………………….………...….....               5
Material pembuatan beton prestress…………….…………………….….……..….               8
Sifat-sifat beton prestress ……………………………………..……...……..……..              10
Metode prategangan pada beton prestress………………………………………....               13
Prinsip dasar beton prestress………………………………………………………               15
Perencanaan beton prestress……………………………………………………….              16
Keuntungan dari beton prestress…………………………………………………...               16
Kerugian dari beton prestress…………………………………………………….....              17
Kegunaan dari beton prestress……………………………………………………..               17
Bab III penutup:
Kesimpulan………….……………………………………………………………..              18
Daftar pustaka……………………………………………………………………..              19




BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
                        Seperti yang telah diketahui bahwa beton adalah suatu material yang tahan terhadap tekanan, akan tetapi tidak tahan terhadap tarikan. Sedangkan baja adalah suatu material yang sangat tahan terhadap tarikan. Dengan mengkombinasikan antara beton dan baja dimana nanti akan disebut sebagai beton bertulang (reinforced concrete). Jadi pada beton bertulang, beton hanya memikul tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik dipikul oleh baja sebagai penulangan (rebar). Sehingga pada beton bertulang, penampang beton tidak 100% efektif digunakan, karena bagian yang tertarik tidak diperhitungkan sebagai pemikul tegangan. Suatu penampang beton bertulang dimana penampang beton yang diperhitungkan untuk memikul tegangan tekan adalah bagian diatas garis netral (bagian yang diarsir), sedangkan bagian dibawah garis netral adalah bagian tarik yang tidak diperhitungkan untuk memikul gaya tarik karena beton tidak tahan terhadap tegangan tarik. Gaya tarik pada beton bertulang dipikul oleh besi penulangan (rebar). Kelemahan lain dari konstruksi beton bertulang adalah berat sendiri (self weight) yang besar, yaitu 2.400 kg/m3.                 
                        Untuk mengatasi ini pada beton diberi tekanan awal sebelum beban-beban bekerja, sehingga seluruh penampang beton dalam keadaan tertekan seluruhnya, inilah yang kemudian disebut beton pratekan atau beton prategang ( prestressed concrete ). Perbedaan utama antara beton bertulang dengan beton pratekan adalah cara kerjanya. Cara kerja beton bertulang adalah mengkombinasikan antara beton dan baja tulangan dengan membiarkan kedua material tersebut bekerja sendiri-sendiri, dimana beton memikul tekan dan tulangan baja memikul tarik. Sedangkan beton pratekan mempunyai cara kerja dengan mengkombinasikan beton dan tulangan baja secara aktif. Cara aktif ini dapat dicapai dengan cara menarik baja yang menahannya ke beton, sehingga beton dalam keadaan tertekan..

I.2. Rumusan Masalah
     1. Apa pengertian beton prestress menurut Menurut PBI – 1971, Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998, Menurut ACI?
     2. Jelaskan secara singkat sejarah dari beton prestress ?
     3. Sebutkan material apa saja yang digunakan dalam pembuatan beton prestress ?
     4. Jelaskan sifat-sifat beton prestress ?
     5. Jelaskan metode prategangan pada beton prestress ? 
     6. Jelaskan prinsip dasar beton prestress ?
     7.  Jelaskan perencanaan beton prestress ?
     8.  Apa keuntungan dari beton prestress ?
     9.  Apa kerugian dari beton prestress ?
    10. Apa kegunaan dari beton prestress ?




I.3. Tujuan
     1.      Mengetahui pengertian beton prestress
     2.      Mengetahui secara umum fungsi dari beton prestress
     3.      Memahami prinsip dasar serta metode dari beton prestress
     4.      Mengetahui bangunan yang dapat dibangun dengan beton prestress






BAB II
PEMBAHASAN

II.1. Pengertian Beton Prestress
     a. Menurut Menurut PBI – 1971
                  Beton prategang adalah beton bertulang dimana telah ditimbulkan tegangan-tegangan intern dengan nilai dan pembagian yang sedemikian rupa hingga tegangan-tegangan akibat beton-beton dapat dinetralkan sampai suatu taraf yang diinginkan.
     b. Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton 1998
                  Beton prategang adalah beton bertulang yang dimana telah diberikan tegangan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat pemberian beban yang bekerja.
     c. Menurut ACI
                  Beton prategang adalah beton yang mengalami tegangan internal dengan besar dan distribusi sedemikian rupa sehingga dapat mengimbangi sampai batas tertentu tegangan yang terjadi akibat beban eksternal.

II.2. Sejarah Beton Prestress
            Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan, tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik. Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang tidak efektif. Disampimg itu, retak-retak disekitar baja tulangan bisa berbahaya bagi struktur karena merupakan tempat meresapnya air dan udara luar kedalam baja tulangan sehingga terjadi karatan. Putusnya baja tulangan akibat karatan fatal akibatnya bagi struktur.
            Dengan kekurangan-kekurangan yang dirasakan pada struktur beton bertulang seperti diuraikan diatas, timbullah gagasan untuk menggunakan kombinasi-kombinasi bahan beton secara lain, yaitu dengan memberikan pratekanan pada beton melalui kabel baja (tendon) yang ditarik atau biasa disebut beton pratekan. Beton pratekan pertama kali ditemukan oleh Eugene Freyssinet seorang insinyur Perancis. Ia mengemukakan bahwa untuk mengatasi rangkak,relaksasi dan slip pada jangkar kawat atau pada kabel maka digunakan beton dan baja yang bermutu tinggi. Disamping itu ia juga telah menciptakan suatu system panjang kawat dan system penarikan yang baik, yang hingga kini masih dipakai dan terkenal dengan system Freyssinet.
            Dengan demikian, Freyssinet telah berhasil menciptakan suatu jenis struktur baru sebagai tandingan dari strktur beton bertulang. Karena penampang beton tidak pernah tertarik, maka seluruh beban dapat dimanfaatkan seluruhnya dan dengan system ini dimungkinkanlah penciptaan struktur-struktur yang langsing dan bentang-bentang yang panjang. Beton pratekan untuk pertama kalinya dilaksanakan besar-besaran dengan sukses oleh Freyssinet pada tahun 1933 di Gare Maritime pelabuhan LeHavre (Perancis). Freyssenet sebagai bapak beton pratekan segera diikuti jejaknya oleh para ahli lain dalam mengembangkan lebih lanjut jenis struktur ini,seperti:

a). Yves Gunyon
            Yves Gunyon adalah seorang insinyur Perancis dan telah menerbitkan buku Masterpiecenya “ Beton precontraint” (2 jilid) pada tahun 1951. Beliau memecahkan kesulitan dalam segi perhitungan struktur dari beton pratekan yang diakibatkan oleh gaya-gaya tambahan disebabkan oleh pembesian pratekan pada struktur yang mana dijuluki sebagai “Gaya Parasit” maka Guyon dianggap sebagai yang memberikan dasar dan latar belakang ilmiah dari beton pratekan.
  
b). T.Y. Lin
            T.Y. Lin adalah seorang insinyur kelahiran Taiwan yang merupakan guru besar di California University, Merkovoy. Keberhasilan beliau yaitu mampu memperhitungkan gaya-gaya parasit yang tejadi pada struktur. Ia mengemukakan teorinya pada tahun 1963 tentang “ Load Balancing”. Dengan cara ini kawat atau kabel prategang diberi bentuk dan gaya yang sedemikian rupa sehingga sebagian dari beban rencana yang telah datetapkan dapat diimbangi seutuhnya pada beban seimbang ini. Didalam struktur tidak terjadi lendutan dan karenanya tidak bekerja momen lentur apapun, sedangkan tegangan beton pada penampang struktur bekerja merata. Beban-beban lain diluar beban seimbang (beban vertikal dan horizontal) merupakan “inbalanced load”, yang akibatnya pada struktur dapat dihitung dengan mudah dengan menggunakan teori struktur biasa. Tegangan akhir dalam penampang didapat dengan menggunakan tegangan merata akibat “balanced” dan tegangan lentur akibat “unbalanced load”. Tanpa melalui prosedur rumit dapat dihitung dengan mudah dan cepat. Gagasan ini telah menjurus kepada pemakaian baja tulangan biasa disamping baja prategang, yaitu dimana baja prategang hanya diperuntukkan guna memikul akibat dari inbalanced load.
Teori “inbalanced load” telah mengakibatkan perkembangan yang sangat pesat dalam menggunakan beton pratekan dalam gedung-gedung bertingkat tinggi. Struktur flat slab, struktur shell, dan lain-lain. Terutama di Amerika dewasa ini boleh dikatakan tidak ada gedung bertingkat yang tidak menggunakan beton pratekan didalam strukturnya.
T.Y. Lin juga telah berhasil membuktikan bahwa beton pratekan dapat dipakai dengan aman dalam bangunan-bangunan didaerah gempa, setelah sebelumnya beton pratekan dianggap sebagai bahan yang kurang kenyal (ductile) untuk dipakai didaerah-daerah gempa, tetapi dikombinasikan dengan tulangan baja biasa ternyata beton pratekan cukup kenyal, sehingga dapat memikul dengan baik perubahan-perubahan bentuk yang diakibatkan oleh gempa.

c). P.W. Abeles
            P.W. Abeles adalah seorang insinyur Inggris, yang sangat gigih mendongkrak aliran ”full prestressing”, karena penggunaanya tidak kompetitif terhadap penggunaan beton bertulang biasa dengan menggunakan baja tulangan mutu tinggi. Penggunaan full prestressing ini tidak ekonomis, menurut berbagai penelitian biaya struktur dengan beton pratekan dan full prestressing dapat sampai 3,5 atau 4 kali lebih mahal dari pada struktur yang sama tetapi dari beton bertulang biasa dengan menggunakan tulangan baja mutu tinggi. Dengan demikian timbullah gagasan baru yang dikemukakan oleh P.W. Abeles untuk mengkombinasikan prinsip pratekan dengan prinsip penulangan penampang atau dikenal dengan nama “partial prestressing”. Yang mana didalam penampang diijinkan diadakannya bagi tulangan, lebar retak dapat dikombinasikan dengan baik.
            Partial prestressing” telah disetujui oleh Chief Engineer’s Departement untuk digunakan pada jembatan-jembatan kereta api di Inggris, dimana tegangan tarik boleh terjadi sampai 45 kg/cm2 dengan lebar retak yang dikendalikan dengan memasang baja tulangan biasa. Freyssinet sendiri menjelang akhir karirnya telah mengakui juga bahwa “partial prestressing” mengembangkan struktur-struktur tertentu. Begitupun dengan teori “load balancing” dari T.W. Lin yang ikut mendorong dipakainya “partial prestressing” karena pertimbangannya kecuali segi ekonomis juga segi praktisnya bagi perencanaan.

II.3. Material yang digunakan dalam pembuatan beton prestress
a. Beton
                        Beton adalah hasil dari pencampuran beberapa material berupa semen, air dan agregat. dengan perbandingan berat campuran:
1. agregat kasar 44%
2. agregat halus 31%
3. semen 18%
4. air 7%.
                        Setelah 28 hari beton akan mencapai kekuatan yang ideal yang disebuta kuat tekan karakteristik. Kuat tekan karakteristik adalah tegangan yang telah melampaui 95% dari pengukuran kuat tekan uniaksial yang diambil dari tes penekanan standar, yaitu dengan kubus ukuran 15x15 cm, atau siliner dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm.  Beton yang digunakan untuk beton prategang adalah beton yang mempunyai kekuatan tekan yang tinggi dengan nilai f’c minimal 30 Mpa. 


b. Baja
                     Material baja yang biasa digunakan  dalam pembuatan beton prategang adalah sebagai berikut:
1. PC Wire (kawat tunggal), biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem pratarik.
2. PC Strand (untaian kawat),, biasanya digunakan untuk baja prategang untuk beton prategang dengan sistem pascatarik.
3. PC BAR (kawat batangan),, biasanya digunakan untuk baja prategang pada beton prategang dengan sistem pratarik.
4. Tulangan biasa, yaitu tulangan yang bisa dipakai untuk beton konvensional seperti besi polos dan besi ulir
                        Peraturan ACI menyebutkan bahwa rumus untuk menghitung modulus elastisitas beton yang memiliki berat beton (wc) berkisar dari 1500-2500.
Dimana :
         wc : berat beton (Kg/m3)
         fc’  : mutu beton (Mpa)
         Ec : modulus elastisitas (Mpa)

         Dan untuk beton dengan berat normal beton yang berkisar 2320 Kg/m3
Pada konstruksi beton prategang biasanya dipergunakan beton mutu tinggi dengan kuat tekan
fć = 30 ~ 40 MPa
                        Hal ini dipergunakan untuk menahan tegangan tekan pada tendon (baja prategang) agar tidak terjadi retakan-retakan. Kuat tarik beton mempunyai harga yang jauh lebih rendah dari kuat tekan nya. SNI 03- 2874- 2002 menetapkan untuk kuat tarik beton: σts = 0,50
sedangkan ACI σts = 0,60

II.4. Sifat-Sifat Beton
1. Keawetan (Durability)
                        Merupakan kemampuan beton bertahan dalam jangka waktu yang direncanakan. Sifat tahan lama pada beton dapat dibedakan dalam beberapa hal, antara lain sebagai berikut:

1. Tahan Terhadap Pengaruh Cuaca
                        Adalah pengaruh yang berupa hujan dan pembekuan pada musim dingin, serta pengembangan     dan penyusutan yang diakibatkan oleh basah dan kering silih berganti.

2. Tahan Terhadap Pengaruh Zat Kimia
                        Daya perusak kimiawi oleh bahan-bahan seperti air laut, rawa-rawa dan air limbah, zat-zat kimia hasil industri dan air limbahnya, buangan air kotor kota yang berisi kotoran manusia, gemuk, susu, gula, dan sebagainya perlu diperhatikan terhadap keawetan beton.

3. Tahan Terhadap Erosi
                        Beton dapat mengalami kikisan yang diakibatkan oleh adanya orangyang berjalan kaki dan lalu lintas diatasnya, gerakan ombak laut, atau oleh partikel-partikel yang terbawa oleh angin dan atau air.

2. Kuat Tekan
                        Kuat tekan beton ditentukan berdasarkan pembebanan uniaksial benda uji silinder beton diameter 150 mm, tinggi 300mm dengan satuan Mpa (N/mm2) untuk SKSNI 91. Benda uji silinder juga digunakan pada standar ACI sedangkan British Standar menggunakan kubus dengan sisi 150 mm sebagai benda uji. Benda uji dengan ukuran berbeda dapat juga dipakai namun perlu dikoreksi terhadap size efek .

Menguji Kuat Tekan Beton
Ada empat bagian utama yang mempengaruhi mutu dari kekuatan beton tersebut, yaitu:
• Proporsibahan-bahan penyusunnya
• Metode perancangan
• Perawatan
• Keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan
                       
                        Metode pengujian kuat tekan beton ada beberapa cara, antaranya pengujian yang sifatnya tidak merusak (UT atau Hammer Test) dan pengujian yang sifatnya setengah merusak atau merusak keseluruhan dengan uji pembebanan (Load Test) dan juga ada pengujian laboratorium (compressive strength test). Yang praktis adalah metode pengujian Hammer Test.

Kelebihan metode Hammer Test ini adalah:
- praktis (mudah penggunaannya)
- murah
- pengukuran dilakukan dengan cepat
- dan tidak merusak.

Kekurangan metode Hammer Test ini adalah:
-  hasil pengujian dipengaruhi oleh kerataan permukaan, kelembaban beton, sifat-sifat dan jenis
agregat kasar, derajat karbonisasi dan umur beton  Sulit mengkalibrasi hasil pengujian
-  Tingkat keandalannya rendah
-  Hanya memberikan imformasi mengenai karakteristik beton pada permukaan
                        Kekuatan tekan beton akan bertambah seiring dengan bertambahnya waktu. Kekuatan beton akan naik secara cepat (linier) sampai28 hari, tetapi setelah itu kenaikannya akan kecil. Kuat tekan acuan ditetapkan pada umur beton 28 hari. Secara umum kekuatan beton dipengaruhi oleh2 hal, yaitu factor air semen dan kepadatan.

3. Kuat Tarik
                        Kuat tarik beton jauh lebih kecil dari pada kuat tekannya, yaitusekitar 10%-15% dari kuat tekannya. Kuat tarik beton merupakan sifat yang penting untuk memprediksi retak dan defleksi balok.



4. Modulus Elastisitas
                        Adalah perbandingan antara kuat tekan beton dengan regangan beton biasanya ditentukan pada 25%-50% dari kuat tekan beton. Beton pada dasarnya bersifat non-linear, sehingga nilai modulus elastisitasnya hanyalah pendekatan. Nilainya diukur pada 0.45 f ' c yang berkisar dari 27000 hingga 37000 MPa

    5. Rangkak (Creep)
                        Merupakan salah satu sifat dimana beton mengalami deformasi terus menerus menurut waktu dibawah beban yang dipikul. Seperti halnya susut, rangkak tidak bersifat reversible.

    6. Susut (Shrinkage)
                             Merupakan perubahan volume yang tidak berhubungan dengan pembebanan (akibat kehilangan air keatmosfir / volume loss). Adapun macamnya adalah :
·          Susut plastic terjadisaatbetonmasihmnya basah(panasdarimatahari, dll.)
·         Susut pengeringan terjadisetelahbetonmengeras
                        Sebagian besar susut umumnya terjadi pada bulan-bulan pertama (~80% susut terjadi dalam satu tahun). Siklus susut dan ngembang sendiri dapat terjadi akibat pengaruh perubahan lingkungan. Sedangkan tulangan pada beton dapat menghambat pengembangan susut.

7. Kelecakan (Workability)
                        Kelecakan adalah sifat adukan beton atau mortar yang ditentukan oleh kemudahan pencampuran, pengangkutan, pengecoran, pemadatan dan finishing. Atau kelecakan adalah besarnya kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan kompaksi penuh.sifat dapat mudah dikerjakan suatu adukan beton sangat bergantungpada sifatbahan, perbandingancampuran, dan cara pengangkutan serta jumlah seluruh air bebas

8. Sifat Kedap Air
                        Beton memiliki kecenderungan mengandung rongga- rongga yang diakibatkan oleh adanya gelembung udara yang terbentuk selama atau sesudah pencetakan selesai, atau ruangan yang saat mengerjakan (selesaidikerjakan) mengandung air, air ini menggunakan ruangan, dan jika air menguap maka akan meninggalkan rongga-rongga udara. Rongga-rongga ini yang nantinya dapat memicu masuknya air dari luar kedalam beton. Namun jika rongga-rongga ini diminimalisir, maka akan menambah daya kedap air dari beton itu. Maka beton sebaiknya tidak banyak menggunakan air agar tidak terjadi bleeding. Tetapi beton yang menggunakan sedikit air dan tidak terjadi bleeding pun dapat juga tidak kedap air, sehingga perlu pemadatan yang sempurna pada saat pembuatan/pencetakan beton.

II.5. Metode prategangan pada beton prestress
Pada dasarnya ada 2 macam metode pemberian gaya pada beton prategang, yaitu:
1. Pratarik (pre-tension method)
                        Pada metode ini baja prestress diberi gaya prestress dulu sebelum beton dicor. Prisip dari metode Pratarik adalah sebagai berikut:
A. Kabel (tendon) ditarik atau diberi gaya prestress kemudian diangker pada abutment tetap
B. Beton dicor pada cetakan (formwork) dan landasan yang sudah disediakan sehingga melingkupi tendon yang sudah diberi gaya prestress dan dibiarkan mengering 
C. Setelah beton mongering dan cukup umur kuat untuk menerima gaya prestress, tendon dipotong dan dilepas, sehingga gaya prestress ditransfer ke beton
                        Setelah gaya prestress ditransfer ke beton, balok beton tersebut akan melengkung keatas sebelum menerima beban kerja. Setelah beban kerja bekerja, maka balok beton tersebut akan rata.
2. Pascatarik (post- tension method)
                        Pada metode pascatarik, beton dicor lebih dahulu, dimana sebelum nya telah disalurkan kabel atau tendon yang disebut duct. Prisip dari metode Pascatarik adalah sebagai berikut: 
a. Dengan cetakan yang sudah lengkap dengan saluran tendon yang dipasang melengkung sesuai bidang, beton dicor
b. setelah beton cukup umur, tendon dimasukkan kedalam saluran kemudian ditarik untuk mendapatkan gaya prestress. Salah satu ujung kabel diangker kemudian saluran di grouting melalui lubang yang disediakan
 c. setelah diangkur, balok beton menjadi  tertekan. Karena tendon dipasang melengkung, maka akibat gaya prategang tendon memberikan beban merata kebalok yang arahnya keatas, akibatnya balok melengkung keatas



II.6. Prinsip dasar beton prestress
Ada 3 konsep yang dapat di pergunakan untuk menjelaskan dan menganalisa sifat-sifat dasar dari beton prestress:
1. Sistem prestress untuk mengubah beton yang getas menjadi bahan yang elastis.
                        Dengan memberikan tekanan (dengan menarik baja mutu tinggi) pada beton yang bersifat getas dan kuat memikul tekanan, akibat adanya tekanan internal ini dapat memikul tegangan tarik akibat beban eksternal.
2. Sistem prestress untuk kombinasi baja mutu tinggi dengan beton mutu tinggi
                        Konsep ini hampir sama dengan konsep beton bertulang biasa, yaitu beton prategang merupakan kombinasi kerja sama antara baja prategang dan beton, dimana beton menahan beban tekan dan baja prategang menahan beban tarik.
3. Sistem prestress untuk mencapai keseimbangan beban
                        Pada design struktur beton prestress, pengaruh dari prategang dipandang sebangai keseimbangan berat sendiri, sehingga batang yang mengalami lendutan seperti plat, balok dan gelagar tidak akan mengalami tegangan lentur pada kondisi pembebanan yang terjadi.



  

II.7. Perencanaan Beton Prestress
            1. Working stress method (metode beban kerja)
                       Menghitung tegangan yang terjadi akibat pembebanan (tanpa dikali factor beban) dan membandingkan dengan tegangan yang di ijinkan. Tegangan yang diijinkan dikalikan dengan suatu faktor kelebihan tegangan (overstress factor) dan jika tegangan yang terjadi lebih kecil dari tegangan yang diijinkan tersebut, maka struktur dinyatakan aman.
                        
                       2. Limit state method (metode beban batas)
                       Prinsip perencanaan yang didasarkan pada batasan-batasan tertentu yang dapat dilampaui oleh suatu sistem struktur. Batas- batas ini ditetapkan terutama terhadap kekuatan, kemampuan layan, keawetan, ketahanan terhadap beban, api, kelelahan dan persyaratan-persyaratan khusus yang berhubungan dengan penggunaan struktur tersebut.

II.8. Keuntungan Beton Prestress
1. Terhindarnya retak terbuka di daerah Tarik, jadi lebih tahan terhadap keadaan korosif
2. Kedap air
3. Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja, maka lendutan akhirnya akan lebih kecil dibandingkan pada beton bertulang
4. Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang dipakai secara efektif
5. Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dari beton biasa
6. Ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah


II.9. Kerugian Dari Beton Prestress
1. Akibat bentang besar yang langsing, menyebabkan natural frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi dinamis dan kurang stabil akibat getaran gempa/angin
2. Harga nya mahal karena menggunkan bahan bermutu tinggi
3. Dalam pengerjaan dibutuhkan keahlian khusus serta ketelitian lebih tinggi



II.10. Kegunaan Dari Beton Prestress
            Penggunaan sistem prategang pada elemen struktural linier adalah dengan memberikan gaya konsentris atau eksentris dalam arah longitudinal. Gaya ini mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi atau sangat mengurangi tegangan tarik di bagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi beban kerja, sehingga dapat meningkatkan kapasitas lentur, geser, dan torsional penampang tersebut.
 Tegangan melingkar pada struktur silindris atau kubah menetralisir tegangan tarik di serat terluar dari permukaan kurvilinier yang disebabkan oleh tekanan kandungan internal.






BAB III
PENUTUP

III.1. Kesimpulan
                        Beton adalah suatu bahan yang mempunyai kekuatan yang tinggi terhadap tekan, tetapi sebaliknya mempunyai kekuatan relative sangat rendah terhadap tarik. Beton tidak selamanya bekerja secara efektif didalam penampang-penampang struktur beton bertulang, hanya bagian tertekan saja yang efektif bekerja, sedangkan bagian beton yang retak dibagian yang tertarik tidak bekerja efektif dan hanya merupakan beban mati yang tidak bermanfaat. Hal inilah yang menyebabkan tidak dapatnya diciptakan srtuktur-struktur beton bertulang dengan bentang yang panjang secara ekonomis, karena terlalu banyak beban mati yang tidak efektif.
                                Keuntungan Beton Prestress, yaitu Terhindarnya retak terbuka di daerah Tarik, jadi lebih tahan terhadap keadaan korosif, Kedap air, Karena terbentuknya lawan lendut sebelum beban rencana bekerja, maka lendutan akhirnya akan lebih kecil dibandingkan pada beton bertulang, Penampang struktur lebih kecil/langsing, sebab seluruh luas penampang dipakai secara efektif, Jumlah berat baja prategang jauh lebih kecil dari beton biasa, Ketahanan gesek balok dan ketahanan puntirnya bertambah
                        Kerugian Dari Beton Prestress, yaitu Akibat bentang besar yang langsing, menyebabkan natural frequency dari struktur berkurang, sehingga menjadi dinamis dan kurang stabil akibat getaran gempa/angina, Harga nya mahal karena menggunkan bahan bermutu tinggi, Dalam pengerjaan dibutuhkan keahlian khusus serta ketelitian lebih tinggi.
            Digunakan pada cerobong reaktor nuklir, pipa, dan tangki cairan, yang pada dasarnya mengikuti prinsip-prinsip dasar yang sama dengan pemberian prategang linier. Tegangan melingkar pada struktur silindris atau kubah menetralisir tegangan tarik di serat terluar dari permukaan kurvilinier yang disebabkan oleh tekanan kandungan internal.


III. Daftar Pustaka

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

contoh harapan pada manusia

lempeng pasifik