ANALISIS PERENCANAAN PELAT LANTAI BETON BERTULANG UNTUK BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
ANALISIS PERENCANAAN PELAT LANTAI BETON BERTULANG UNTUK
BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Beton merupakan suatu bahan konstruksi yang
banyak digunakan pada pekerjaan struktur bangunan di Indonesia. Beton merupakan
campuran dari agregat halus, agregat kasar, semen dan air dengan perbandingan
tertentu (SNI 03-2847-2002). Beberapa hal yang menjadi kelebihan dari beton
adalah harganya relatif murah, mudah didapat, memiliki kuat tekan tinggi serta
mempunyai sifat tahan terhadap suhu tinggi. Beton memiliki keunggulan pada kuat
tekan yang baik sehingga beton digunakan sebagai pembentuk struktur utama
sebuah konstruksi. Berat jenis beton normal antara 2.200-2.500 kg/m3,
sedangkan berat jenis beton ringan di bawah 1.900 kg/m3 (SNI
03-2847-2002). Berat jenis beton yang besar mempengaruhi ukuran atau dimensi
dari struktur beton itu sendiri sehingga hal ini mengakibatkan biaya konstruksi
yang mahal. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai jenis material
ringan yang akan digunakan. Karena sifat beton yang tahan terhadap tekanan
namun lemah pada tarikan, beton dikombinasikan dengan baja tulangan yang
bertujuan untuk membantu struktur beton dalam menahan tarikan. Tujuan dengan
kombinasi beton serta baja tulangan adalah agar didapatkan struktur yang kuat
untuk suatu bangunan nanti nya. Dengan mengkombinasikan antara beton dan baja
dimana nanti akan disebut sebagai beton bertulang (reinforced concrete). Jadi pada beton bertulang, beton hanya
memikul tegangan tekan, sedangkan tegangan tarik dipikul oleh baja sebagai
penulangan (rebar). Mutu pada beton untuk pelat lantai pun beragam, umum nya
digunakan mutu beton K350 atau fc = 29,05. Dalam perencanaan nya beton terlebih
dahulu melalui test slump untuk mengetahui apakah beton sudah memenuhi standar
atau kelayakan sebelum beton akhirnya dicor di tempat yang sudah terdapat
tulangan baja sebelum nya.
B.
Rumusan
Masalah
Sebelum beton dicor pada lokasi yang sudah
ditentukan terlebih dahulu lokasi tersebut diberikan tulangan yang berfungsi
untuk menahan beban tarik, dalam perencanaan pelat lantai terdapat 2 sistem
penulangan beton, yaitu sistem penulangan pelat satu arah (tulangan pokok 1
arah) dan sistem penulangan pelat dua arah (tulangan pokok 2 arah).
Dalam pemasangan tulangan tumpuan dan lapangan
terdapat aturan penempatan tulangan baik satu arah atau dua arah, panjang tulangan
utama ataupun tambahan pun terdapat aturan, untuk tulangan tumpuan harus ¼ L
panjang bentang, sedangkan untuk tulangan lapangan sendiri adalah ½ L panjang
bentang.
C.
Tujuan
Tujuan
dari tulisan ini adalah melakukan desain pelat beton bertulang untuk satu
lantai, mulai dari awal proses pemeriksaan mutu beton, hasil akhir dari beton
itu sendiri sampai proses perawatan beton bertulang untuk pelat lantai setelah
bekisting dilepas.
Komentar
Posting Komentar